Pemulangan Massal BMI dari Luar negeri, Photo: LensaIndonesia |
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan, pemerintahan Jokowi berupaya keras memulangkan para BMI yang menghadapi masalah itu karena mereka adalah warga negara Indonesia. Dia menargetkan proses pemulangan yang dilakukan bertahap tuntas pada akhir 2015.
“Pemulangannya bertahap mulai pekan ini hingga tahun depan. Saya baru menyambut kedatangan 494 TKI (red = BMI). Nanti sore juga ada, mereka akan diangkut menggunakan pesawat Hercules,” ujarnya kepada wartawan seusai Sosialisasi Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtera di Kantor DPD PDIP Jatim, Surabaya, kemarin.
Khofifah menjelaskan, BMI yang akan dipulangkan itu bukan hanya mereka yang berangkat secara non prosedural alias tanpa dokumen resmi. Tak sedikit pula BMI bekerja secara prosedural namun tersandung kasus di negara tujuan sehingga terpaksa dipulangkan. Mereka yang pulang akan didata dan diserahkan kepada pemerintah daerah.
Khofifah memastikan pemerintah akan membantu proses pemulihan para BMI ini setelah kembali dari Malaysia. “Mereka bisa diarahkan agar tidak lagi menjadi TKI ilegal. Mereka juga bisa didampingi untuk belajar keterampilan dan membuka usaha mandiri sehingga tak perlu menjadi TKI di luar negeri,” kata Khofifah.
Khofifah kemarin juga menyambut kedatangan 130 BMI asal Jawa Timur di Base Ops Lanudal Juanda Surabaya. Mereka terdiri atas 76 laki-laki, 53 wanita, dan 1 bayi, dijemput dari Malaysia menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU setelah sebelumnya transit di Jakarta. Tangis para BMI ini pun pecah begitu mereka menginjakkan kaki di Bandara Juanda.
Air mata haru bercampur senyum gembira tumpah begitu mata mereka melihat lagi Tanah Air yang lama dirindukan. “Alhamdulillah bisa pulang. Saya tidak bisa membayangkan bila telantar di sana,” kata Dewi, tenaga kerja wanita asal Kabupaten Bangkalan, kemarin.
Dewi mengaku kapok bekerja di Malaysia dan tak tergoda lagi dengan mimpi hidup sukses di Malaysia seperti cerita teman dan para tetangganya. Sebab masalah dan tantangan para BMI di Malaysia ternyata besar, terlebih bila prosedur yang mereka lalui tidak benar.
Tidak hanya itu, perlakuan kasar juga seriang dialami Dewi selama bekerja di Malaysia. Belum lagi gaji yang kerap diberikan tak sesuai dengan janji awal. “Pada awal-awal bekerja, saya bahkan tidak digaji. Saya bingung, tapi tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Jawa Timur Edi Purwinarto menjelaskan, ke-130 BMI Jawa Timur di Malaysia yang dipulangkan pada gelombang pertama kemarin berasal dari 22 kabupaten/- kota. Namun terbanyak berasal dari wilayah Madura. Mereka umumnya tidak memiliki dokumen resmi. Mereka berangkat ke Malaysia menggunakan paspor kunjungan. “Karena tidak punya izin, mereka ditangkap dan bahkan dipenjara,” ungkap Edi.
Tahun ini, kata Edi, jumlah BMI yang dipulangkan lebih besar dibanding tahun 2013. Tahun lalu, ada 6.035 BMI asal Jawa Timur dipulangkan, sementara tahun ini 7.334 orang. “Para TKI ini adalah korban calo. Mereka tidak tahu bekerja dimana,” tutur Edi.
Untuk menekan pemberangkatan BMI non prosedural ini, Edi mengatakan, Pemprov Jatim terus memberi pemahaman kepada masyarakat tentang tata cara menjadi BMI yang benar. Pemprov juga menggandeng otoritas Bandara Juanda untuk melindungi BMI yang diberangkatkan secara non prosedural ke luar negeri.