 |
| Nisma Abdullah Ketua Umum SBMI, yang terus menuntut perlindungan sejati kepada BMI. Photo: Zulkifly L. |
KORANMIGRAN - Kali ini giliran istri Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, Marifah Hanif Dhakiri, yang memuji Buruh Migran Indonesia (BMI) bukan hanya pahlawan devisa, tapi juga berperan penting sebagai duta budaya yang mempromosikan adat serta tradisi nusantara kepada masyarakat dunia.
"BMI tidak hanya membawa gelar pahlawan devisa, tapi sebagai duta budaya Indonesia. Karena di mana pun BMI melangkah, melintasi negara dan benua, BMI membawa budaya serta jati dirinya sebagai orang Indonesia," kata Marifah dalam keterangan resmi yang didapat dari Kementerian Tenaga Kerja, Minggu (6 Maret 2016) lalu.
Pujian demi pujian yang diucapkan oleh para elit untuk menghargai pengorbanan BMI sama sekali tidak berbanding lurus dengan perlindungan yang diberikan Negara untuk BMI, sampai saat ini BMI masi terancam keselamatanya selama berada di negara penempatan.
Bukti ketidak seriusan pemerintah dalam melindungi BMI tercermin dari sejumlah regulasi yang dibuat oleh pemerintah. Sejumlah UU terkait penempatan dan perlindungan BMI telah diberlakukan, seperti UU Nomor 13 tahun 2003 dan UU Nomor 39 tahun 2004, yang semuaanya hanya memperjelas masalah penempatan BMI tanpa mengulas perlindungan BMI.
Hal ini semakin menguatkan pikiran negatif sejumlah pihak termasuk serikat buruh, bahwa pemerintah dengan sengaja memanfaatkan keuntungan dari besarnya devisa yang disetor buruh migran kepada negara. Serta memuji dengan memberi gelar pahlawan devisa dan kali ini sebagai duta budaya kepada BMI, kemudian mengabaikan perlindungan terhadap BMI yang seharusnya lebih diutamakan. (zql92)
0 komentar:
Post a Comment