728x90 AdSpace

TERKINI
Wednesday, 1 July 2015

1500 Massa PPRI Gruduk Kemensos dan DPR Tuntut THR

Massa SPRI PPRI Menuntut THR untuk orang miskin
Aksi SPRI - PPRI menuntut THR untuk orang miskin
KORANMIGRAN - 1.500 orang massa aksi Pusat Perlawa­nan Rakyat Indonesia (PRRI) menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Kementerian Sosial dan DPR di Jakarta. Aksi ini untuk menuntut pemerintahan Jokowi segera memberikan Tunjan­gan Hari Raya (THR) kepada rakyat miskin. Alasanya, uang tersebut lebih bermanfaat ketimbang terus dikorupsi.
Aksi ini dimulai dengan berjalan kaki dari depan RSCM di Jalan Salemba pada pukul 10.00 WIB menuju Kementeriam Sosial (Kemensos), lalu Gedung DPR, Senayan, Jakarta. PPRI adalah aliansi rakyat yang terdiri dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI), Gabungan Serikat Perjuangan Buruh (GSPB), Aliansi Migran Progresif Hong Kong (AMP-HK), Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia (SEBUMI), Pembebasan, KPA, Solidaritas.net, dan Partai Pembebasan Rakyat (PPR).

Ketua Umum SPRI, Marlo Sitompul mengatakan, kehidu­pan rakyat miskin semakin hari semakin berat. Hal ini dikar­enakan, harga barang-barang kebutuhan pokok terus melam­bung tinggi, bantuan beras untuk masyarakat miskin (raskin) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) tidak merata, serta upah tidak bisa menutupi kebutuhan hidup.

"Hari ini kami, kaum miskin Indonesia yang sadar akan hak-haknya, datang ke kantor Mensos dan DPR un­tuk mendesak pemerintah agar mengalokasikan dana APBN untuk THR rakyat miskin," ujar Marlo saat konferensi pers per­siapan aksi Orang Miskin Ingin Lebaran di Kantor LBH Jakarta, kemarin 30 September 2015.

Selain itu, kata Marlon, selu­ruh rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, akan merayakan Lebaran dengan berbagai ke­butuhan seperti daging untuk ketupat, pakaian baru, dan kun­jungan tentangga dan keluarga. "Namun, orang miskin tentunya tidak mudah menikmati Lebaran seperti biasanya karena keter­batasan uang," ungkapnya.

Lebih lanjut, Marlo menga­takan, tak heran jika menjelang Lebaran banyak orang nekat mencuri atau melakukan krimi­nal demi membiayai hidup dan merayakan Lebaran. Negara, katanya, mempunyai kewa­jiban untuk memelihara rakyat miskin dan anak-anak telantar. "Pemerintah melihat tindakan kejahatan hanya soal kriminali­tas, padahal itu adalah tanggung jawab pemerintah agar membuat kebijakan ekonomi dan poli­tik untuk mengatasi masalah kemiskinan," tegasnya.

Surya Anta dari PPR dalam orasinya menyebutkan, bulan puasa dan Lebaran sering menjadi masa-masa yang menyedihkan bagi orang miskin. "Kita punya budaya beli baju baru untuk Lebaran, kasih uang buat anak, dan datang ke rumah sanak keluarga, semen­tara kemiskinan masih tinggi akibatnya terjadi peningkatan kriminalitas jelang Lebaran," katanya.

Dia kecewa karena pemerin­tah melihat peningkatan angka kriminalitas jelang Lebaran sebagai masalah biasa. "Padahal, ini masalah kebijakan ekonomi dan politik pemerintah, kalau pemerintah tidak bisa kenda­likan harga kebutuhan pokok, sediakan lapangan kerja, maka jelang Lebaran angka krimi­nalitas bakal terus meningkat," paparnya.

Surya menilai kebijakan pe­merintah sering salah sasaran dan menyakiti hati rakyat. "Harusnya pemerintah beri dana untuk rakyat miskin, bukan dana aspirasi Rp 20 miliar untuk anggota DPR yang diambil dari APBN," sebutnya.

Sekjen Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI), Dika Mohammad menyatakan, pihaknya bersama PPRI akan menggelar aksi besar-besaran ke Kementerian Sosial (Kemensos) dan DPR pada 1 Juli guna menuntut THR bagi rakyat miskin. "Sudah berkali-kali pergantian pemerintahan tapi tidak pernah ada kebijakan THR yang diberikan negara pada rakyat miskin, padahal rakyat miskin ra­jin bayar pajak dan berkontribusi pada pembangunan negeri ini," katanya.

Dika menerangkan, rakyat miskin tidak bisa merayakan Lebaran dengan senang dan bahagia. "Setelah harga-harga melonjak tinggi, cari kerja sulit, mau jualan kaki lima sudah diuber-uber Satpol PP, sampai ngantri pembagian zakat pun musti berdesak-desakan," ke­luhnya.

Dika mengecam sikap DPR yang tidak peka dengan kon­disi rakyat miskin. "DPR malah dapat dana aspirasi, sementara rakyat tidak dapat apapun. Uang negara selalu ada untuk anggota Dewan dan pejabat, sementara membuat kebijakan yang men­guntungkan rakyat miskin susah sekali," sebutnya.

Nisma Abdullah, ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) menambahkan, kemiskinan di Indonesia bukan hanya soal takdir. "Tapi karena ada pemiskinan, 800 ribu bu­ruh migran di luar negeri juga termasuk rakyat miskin, karena tidak mampu cari penghidupan di dalam negeri, mereka dikerah­kan ke luar negeri, padahal kita tahu rakyat miskin adalah tang­gung jawab negara," katanya.

PPRI akan terus berjuang menuntut THR bagi rakyat miskin tidak hanya di Jakarta tapi di semua provinsi yang semakin hari jumlah rakyat miskin malah meningkat.. Aksi ini bahkan didukung oleh Buruh Migran yang tergabung dalam AMP-HK di Hong Kong. "Rakyat miskin akan menuntut pemerintahan Jokowi untuk memenuhi hak-hak rakyat yang tragisnya malah dirampas oleh mereka dan terus dijadikan objek program yang tidak jelas sasa­rannya," kecamnya dari atas mobil komando PPRI.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: 1500 Massa PPRI Gruduk Kemensos dan DPR Tuntut THR Rating: 5 Reviewed By: Unknown