728x90 AdSpace

TERKINI
Sunday, 5 July 2015

Puisi Gabriela Mistral: Sepuluh Perintah Tuhan Pada Seniman

Puisi-Puisi Gabriela Mistral




Gabriela Mistral (1889-1957) lahir di Vicuna, Chili, pemenang Nobel kesusastraan 1945, atas karangannya Desolation (diterjemahkan ke bahasa Perancis oleh beberapa penyair Prancis terkemuka). Gabriela leluasa penuh gairah menyanyikan perasaannya dalam bahasa Spanyol. Berperan penting pada sistem pendidikan di Meksiko serta Chili, aktif di komite kebudayaan League of Nations (Liga Bangsa-Bangsa), menjadi konsul Chili di Nepal, Madrid, Lisbon. Bergelar kehormatan dari Universitas Florence dan Guantemala, anggota kehormatan di berbagai perkumpulan budaya di Chili, Amerika Serikat, Spanyol juga Kuba. Mengajar sastra Spanyol di Universitas College, Vassar College pula Universitas Puerto Rico. Puisi cintanya mengenang yang telah meninggal, Sonetos de la muerte (1914) membuatnya terkenal ke seluruh Amerika Latin. Desolation (Keputus-asaan) tidak terbit sampai 1922. Tahun 1924 muncul Ternura (Kemesraan) didominasi masa kanak yang berkaitan kelahiran, memainkan peran penting akan Tala (1938). Kumpulan lengkap puisinya diterbitkan tahun 1958.


Sepuluh Perintah Tuhan Pada Seniman
  1. Kau akan mencintai keindahan, yang merupakan bayangan Tuhan yang menangkup alam semesta.
  2. Tak ada seni yang tak bertuhan. Seandainya pun kau tak mencintai Sang Pencipta, kau akan dibebani menjadi saksi bagi Nya agar tercipta lah kesukaan Nya.
  3. Kau akan menciptakan keindahan bukan untuk meledakkan gairah inderawi namun untuk memberi makan jiwa.
  4. Kau tak akan menggunakan keindahan sebagai dalih untuk menumpuk kemewahan dan memamerkan lagak congkak kau namun untuk mentakzimi jiwa kasih sayang yang mendalam.
  5. Kau tak akan merambah keindahan pada saat kirab atau pesta atau menjajakan karya kau di sana, karena keindahan begitu sucinya yang tak akan didapatkan dalam kirab atau pesta.
  6. Keindahan akan terbit dari hati kau yang bernyanyi, dan kau lah yang pertama-tama akan dimurnikan.
  7. Keindahan yang kau ciptakan akan dikenal sebagai rasa iba dan akan menjadi penghibur, penyangga hati manusia.
  8. Kau akan menghaturkan karya kau layaknya seorang ibu menghaturkan anaknya: persembahan dari darah hati kau.
  9. Keindahan jangan lah dijadikan madat penghilang sakit yang menina-bobokan kau namun jadikan lah anggur yang keras yang akan mebakar tindakan kau, dengan begitu kau akan tahu bahwa bila kau gagal menjadi lelaki sejati atau perempuan sejati maka gagal pula lah kau menjadi seorang seniman.
  10. Setiap ciptaan akan menjadikan kau rendah hati, karena ciptaan kau tak akan pernah segemilang impian kau dan selalu terlalu rendah ketimbang impian Tuhan--yakni: Alam.

Sebagai penyair, puisi-puisinya yang bertema cinta, cinta kasih ibu, dan kesedihan serta kesembuhan sangat digemari dan berpengaruh luas di negerinya Chili bahkan di Amerika Latin. Dia juga merupakan mentor di masa-masa awal kepenyairan Pablo Neruda, peraih Nobel lainnya dari Amerika Latin.

Mau baca puisinya yang lain dan cukup populer juga? Ayo silahkan baca beberapa puisinya yang sangat inspiratif dan membawa kita pada spirit untuk dengan rendah hati mau belajar.


Untuk Anakku

Tanganku sibuk sepanjang hari, Aku tak punya banyak waktu luang
Bila kau ajak aku bermain, Ku jawab,” Ayah tak sempat, Nak”.
Aku bekerja keras semua untukmu,
Tapi bila kau tunjukkan buku ceritamu
Atau mengajakku berbagi canda,
Ku jawab,” Sebentar Sayang”

Di malam hari, kutidurkan kamu. Kudengarkan doamu, kupadamkan lampumu.
Lalu berjingkat meninggalkanmu
Kalau saja aku tinggal barang satu menit lagi
Sebab hidup itu singkat, tahun-tahun bagai berlari

Bocah cilik tumbuh begitu cepat, kamu tak lagi berada di sisi ayah
Membisikkan rahasia-rahasia kecilmu, buku dongengmu entah dimana
Tak ada cium selamat malam, tak kudengar lagi doamu
Semua itu milik masa lalu

Tanganku dahulu sibuk, sekarang diam
Hari-hari terasa panjang membentang
Kalau saja aku bisa kembali ke masa lalu
Menyambutmu hangat di sisiku
Memberimu waktu dari hatiku

Kita melakukan banyak kekeliruan dan kesalahan, tapi kelalaian kita yang utama
Adalah mengabaikan anak, menyepelekan mata air kehidupan
Banyak kebutuhan kita dapat ditunda, tapi anak tak dapat menunggu
Kini saat tulang-tulangnya dibentuk, darahnya dibuat, dan nalurinya dikembangkan
Padanya kita tak dapat menjawab “Besok”, sebab ia dijuluki “Hari ini”



Aku Tak Kenal Sepi

Malam: Gurun pegunungan
Yang menjengkau ke lautan
Tapi aku yang buai kamu

Peduli sepi bagiku
Angkasa kosong dan lengang
Jika purnama menghilang

Tapi aku yang belai kamu
Peduli sepi bagiku
Dunia menggurun pasir

Dan jasad binasa, hancur
Tapi aku yang dekap kamu
Peduli sepi bagiku.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Puisi Gabriela Mistral: Sepuluh Perintah Tuhan Pada Seniman Rating: 5 Reviewed By: Unknown