Momentum IWD; PPRI Kota Poso Melakukan Diskusi Hari Perempuan Sedunia

Peserta diskusi Hari Perempuan Sedunia, di sekertariat Solidaritas Perempuan Sintuwu Raya Poso. Photo:

Steven Fernandez

KORANMIGRAN - Pusat Perjuangan Rakyat Indonesia (PPRI) Kota Poso, Sulawesi Tengah, merayakan Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day yang jatuh pada tanggal 8 Maret, dengan diskusi bersama Mahasiswa.  

Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (Pembebasan) yang tergabung dalam aliansi PPRI Kota Poso, sebagai penyelengara kegiatan ini menjelaskan bahwa, kegiatan ini bertujuan dalam rangka merayakan momentum hari perempuan sedunia, serta sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan dengan kawan-kawan mahasiswa dalam hal sejarah gerakan Perempuan dan  persoalan-persoalan perempuan  saat ini.

Kegiatan diskusi yang diselenggrakan di Sekertariat Solidaritas Perempuan Sintuwu Raya Poso ini berjalan dengan baik dan terarah, sebab para peserta diskusi terlihat antusias untuk aktif bertanya  terkait isu-isu perempuan yang ada di Indonesia maupun yang ada di Poso.

Dalam diskusi ini banyak menyingung isu perempuan. Yang mana  persoalan perempuan saat ini tidak terlepas dari budaya Patriarki dan Sistem Kapitalisme. System kapitalisme yang mempertahankan budaya patriarki, dalam praktenya banyak melahirkan berbagai macam persoalan dirakyat salah satunya adalah penindasan perempuan. Sehingga dibutuhkan kesadaran bersama dari seluruh rakyat yang berada dalam penindasan sistem kapitalime saat ini untuk tidak melupakan bahwa patriarki pun adalah musuh bersama dan harus dilawan . 

Menurut Rahma Dianingsi yang juga peserta diskusi “bahwa persoalan-persoalan Perempuan saat ini tidak terlepas dari logika patriarki yang masih mendominasi dalam kepala masyarakat , serta system kapitalisme yang dengan jahatnya mempertahankan logika patriarki tersebut.”

Selain itu dalam diskusi ini menjelaskan juga bahwa negara saat ini belum sepenuhnya berpihak pada perempuan. Negara yang seharusnya memberikan perlindungan dan kedaulatan bagi perempuan nyatanya belum memperlihatkan kemajuan berarti. Terbukti dengan masih banyaknya kasus-kasus yang menimpa kaum perempuan seperti pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, perampasan tanah, pengusuran, upah di pabrik yang rendah, cuti melahirkan yang sangat singkat dan lain sebagainya sehingga dalam hal ini negara di tuntut untuk memberikan keadailan bagi rakyat dan bagi Perempuan itu sendiri.

Diskusi ini berakhir dengan berbagai macam kesimpulan beragam dari para peserta, serta  tangapan-tanggapan menarik dari mereka. Diskusi ini di tutup dengan minum kopi bersama oleh para peserta, penyelenggara dan kawan-kawan Solidaritas Perempuan Sintuwu Raya Poso.

ActNOW DAERAH NASIONAL 02:24