 |
| Aksi massa menuntut perlindungan sejati terhadap buruh migran. Photo: Istimewa. |
KORANMIGRAN - Meski sudah diberlakukannya Permenaker No.260 tahun 2015, tentang Pemberhentian dan Pelaraangan Pengiriman dan Penempatan Pengguna Tenaga Perseorangan ke Negara Timur Tengah terkecuali Tenaga Skil atau pekerja yang bekerja disektor formal, ternyata pengiriman TKI informal masi berlangsung.
Sepanjang 2015 tercatat ada sekitar 275.736 orang TKI yang diberangkatkan ke Negara Timur Tengah, termasuk TKI informal. Hal ini sentak menimbulkan kecurigaan terhadap PPTKIS nakal, yang kerap melakukan berbagai macam cara untuk tetap mendapat keuntungan dari para TKI.
Meski Permenaker tersebut jelas menegaskan tidak ada lagi izin untuk penempatan PRT namun prakteknya tetap ada dengan alasan keberangkatan untuk tenaga kerja formal, padahal sesampainya TKI di Negara Timur Tengah tetap bekerja sebagai PRT.
Ada juga yang diberangkatkan melalui Malaysia lebih dulu kemudian ke Timur Tengah dengan memanfaatkan celah bebas visa ke Malaysia, kemudahaan ini dijadikan oleh pelaku perdagangan manusia sebagai pintu pemberangkatan TKI ke Negara-Negara Tamur Tengah.
Bahkan ada yang menjadikan visa umroh dan haji sebagai alasan untuk memberangkatkan TKI ilegal. Praktek seperti ini sangat mudah dilakukan oleh para pelaku untuk mengibuli pemerintah, dan akan terus berlangsung jika saja pemerintah tidak meningkatkan kedisiplinan dalam memeriksa kebenaran pemberangkatan perorangan dan pengiriman Calon TKI ke Timur Tengah yang terdata sebagai pekerja disektor formal. (zql92)
Hanya isu saja pengiriman masih terus berlanjut,kurang nya pemantauan dari penyalur kerja,tki tak ada libur hingga bertahun-tahun bahkan ada yang tidak digaji
ReplyDeleteHanya isu saja pengiriman masih terus berlanjut,kurang nya pemantauan dari penyalur kerja,tki tak ada libur hingga bertahun-tahun bahkan ada yang tidak digaji
ReplyDelete