Dari beberapa sumber diketahui kondisi Karni, BMI perempuan asal Brebes, Jawa Tengah itu menunjukkan tanda-tanda kelainan psikologis alias gangguan jiwa.
Resolusi 2004/67 Komisi Hak Asasi Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan hukuman mati bagi orang yang menderita gangguan jiwa adalah dilarang. Namun Kerajaan Arab Saudi berkukuh tetap harus menghukum mati Karni.
Menurut beberapa sumber ditengarai Karni terpaksa berbuat nekat seperti itu, karena diancam akan dibunuh. Hal itu diketahui dari SMS yang diterima Karni, isinya jika tidak membunuh anak majikan, Karni akan dibunuh dan tubuhnya akan dipotong-potong. Bahkan, usai membunuh Karni mencoba bunuh diri dengan minum obat pembersih lantai, karena ketakutan. Namun, ia berhasil diselamatkan setelah dilarikan ke rumah sakit.
Karni diduga membunuh anak majikannya ketika orang tuanya sedang bekerja di luar rumah dan kakak perempuannya sedang sekolah, seperti dilansir surat kabar Qatar, The Peninsula, Selasa (19/3). Peristiwa itu terjadi di Kota Yanbu, Arab Saudi.
Menurut surat kabar Al Watan, ibu korban adalah seorang guru. Ketika dia tiba di rumah saat peristiwa itu terjadi, ternyata pintu rumah dikunci. Karni menolak membukakan pintu dan mengancam akan membunuh putrinya yang sudah tewas itu.
Setelah diputuskan bersalah, Karni harus menjalani masa penjara delapan bulan dan 200 kali cambukan karena mencoba bunuh diri dengan meminum cairan deterjen setelah membunuh.
Pemerintah tentu saja berusaha untuk terus meminta pengampunan dari pihak keluarga karena pemberian maaf dari pihak keluarga adalah mekanisme hukum yang berlaku di Arab Saudi dan mutlak harus didapat jika Karni hendak diselamatkan dari hukuman mati.
Faktanya hingga hari ini keluarga majikan Karni menolak uang diyat dan mereka hanya menuntut agar Karni segera dieksekusi pancung.
Karni ditempatkan berangkat ke Arab Saudi di tahun 2009 lalu. Selama bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) di salah satu keluarga di Yanbu, Saudi. Selama bekerja di sana selama tiga tahun, Karni tidak memiliki masalah.
Karni sempat dijenguk oleh ayahnya, Medi dan suaminya, Dartin di Arab Saudi pada masa pemerintahan rezim SBY bulan Maret 2014. Hanya saja, Dartin dan Medi hanya membawa cerita duka bahwa berat badan Karni turun drastis. Jika dibandingkan saat dia berangkat ke Arab Saudi, berat badan Karni menjadi sangat kurus akibat tekanan mental dan sakit yang dideritanya. Saat bertemu ayah dan suaminya, Karni juga tak kuasa menahan air matanya. Bahkan, ibu empat anak tersebut tak berhenti menangis saat berbincang dengan ayah dan suaminya.
Harian Saudi Gazzette melansir, pengadilan akhirnya menjatuhkan vonis mati di tahun 2013 lalu. Data dari Kemlu RI, selain Siti Zainab yang sudah dieksekusi dan menyusul Karni, masih ada 28 BMI lainnya yang terancam eksekusi pancung di Arab Saudi.
Menurut surat kabar Al Watan, ibu korban adalah seorang guru. Ketika dia tiba di rumah saat peristiwa itu terjadi, ternyata pintu rumah dikunci. Karni menolak membukakan pintu dan mengancam akan membunuh putrinya yang sudah tewas itu.
Setelah diputuskan bersalah, Karni harus menjalani masa penjara delapan bulan dan 200 kali cambukan karena mencoba bunuh diri dengan meminum cairan deterjen setelah membunuh.
Pemerintah tentu saja berusaha untuk terus meminta pengampunan dari pihak keluarga karena pemberian maaf dari pihak keluarga adalah mekanisme hukum yang berlaku di Arab Saudi dan mutlak harus didapat jika Karni hendak diselamatkan dari hukuman mati.
Faktanya hingga hari ini keluarga majikan Karni menolak uang diyat dan mereka hanya menuntut agar Karni segera dieksekusi pancung.
Karni ditempatkan berangkat ke Arab Saudi di tahun 2009 lalu. Selama bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) di salah satu keluarga di Yanbu, Saudi. Selama bekerja di sana selama tiga tahun, Karni tidak memiliki masalah.
Karni sempat dijenguk oleh ayahnya, Medi dan suaminya, Dartin di Arab Saudi pada masa pemerintahan rezim SBY bulan Maret 2014. Hanya saja, Dartin dan Medi hanya membawa cerita duka bahwa berat badan Karni turun drastis. Jika dibandingkan saat dia berangkat ke Arab Saudi, berat badan Karni menjadi sangat kurus akibat tekanan mental dan sakit yang dideritanya. Saat bertemu ayah dan suaminya, Karni juga tak kuasa menahan air matanya. Bahkan, ibu empat anak tersebut tak berhenti menangis saat berbincang dengan ayah dan suaminya.
Harian Saudi Gazzette melansir, pengadilan akhirnya menjatuhkan vonis mati di tahun 2013 lalu. Data dari Kemlu RI, selain Siti Zainab yang sudah dieksekusi dan menyusul Karni, masih ada 28 BMI lainnya yang terancam eksekusi pancung di Arab Saudi.
0 komentar:
Post a Comment