728x90 AdSpace

TERKINI
Thursday, 7 January 2016

Masalah Kesehatan Akibat Lembur Dan Cara Mengurangi Resikonya

Buruh yang terpaksa lembur, kontraproduktif
Buruh yang terpaksa lembur, kontraproduktif, Photo: kompas
KORANMIGRAN – Tak jarang banyak buruh yang terpaksa bekerja lembur, dengan jam kerja lebih dari ketentuan. Jika biasanya bekerja selama 7-8 jam dalam sehari, maka mereka yang lembur bisa mencapai 11-12 jam sehari. Bahkan, tidak sedikit pula yang baru menyelesaikan pekerjaannya saat tengah malam hingga dini hari. Agar bisa mencapai target, orang yang bekerja lembur pada umumnya akan melakukan pekerjaan ekstra. Akibatnya orang yang sering bekerja lembur akan mengalami kelelahan fisik dan mental. 

Sebuah penelitian menunjukkan kerja shift malam rentan terkena risiko berbagai penyakit, termasuk kanker dan diabetes. Belakangan ini, berbagai studi menunjukkan ada ancaman gangguan kesehatan bagi mereka yang terbiasa bekerja hingga larut malam atau mendapat giliran shift malam. Bukti medis yang kuat menunjukkan bahwa jam kerja tidak teratur dapat memengaruhi kesehatan dalam jangka waktu yang panjang.

Mustar Cameron, seorang peneliti kesehatan sekaligus presiden dari Institute for Work and Health di Toronto, Kanada, mengatakan, "Ketika sedang bekerja shift, di situ adalah waktu Anda untuk tidur. Akibatnya, Anda akan mengalami konflik dengan jam biologis."

Bahkan peneliti mengklaim shift malam dapat merusak hampir 1.500 gen sekaligus. Karenanya wajar bila kemudian orang yang kerap mendapat shift malam ketika bekerja rentan mengalami penyakit kronis seperti kanker payudara, penyakit jantung, serta diabetes.

Peneliti telah memastikan hal itu dengan mengamati 22 partisipan yang ditempatkan dalam jadwal kerja selama 28 jam tanpa terpapar cahaya alami seperti matahari sama sekali. Partisipan rata-rata berusia 20-an tahun dan percobaan dilakukan dalam lab yang sangat terkontrol.
Hasilnya, siklus tidur-bangun mereka tertunda empat jam lamanya hingga mereka sanggup tidur sampai 12 jam di hari biasa. Namun setelah sampel darahnya diambil juga terlihat partisipan mengalami penurunan jumlah gen yang menunjukkan ritme kikardian hingga enam kali lipat.

“Kami menemukan ada enam persen gen yang mempunyai ritme kikardian, artinya aktivitas mereka terlihat lebih tinggi di jam-jam tertentu. Ada gen yang bekerja di siang hari dan memiliki kaitan dengan fungsi kekebalan, ada juga yang bekerja di malam hari, misalnya terlibat dalam pengaturan gen-gen lainnya,” kata peneliti dari Sleep Research Centre, University of Surrey UK, Profesor Derk-Jan Dijk seperti di kutip dari laman Daily Mail.

“Jadi apabila pola tidur (dan pola makan) terganggu, maka sebenarnya orang yang bersangkutan tengah mengubah proses molekuler paling mendasar dalam tubuhnya dengan menyebabkan gangguan pada ritme gen,” lanjutnya.

Penelitian itu  menemukan bahwa tubuh manusia diperkirakan mengandung lebih dari 24.000 gen dan 1.400-an gen di antaranya rentan mengalami perubahan jika pola tidur orang yang bersangkutan berubah. “97 persen gen dengan ritme kikardian juga terlihat berantakan akibat jam tidur yang tidak teratur. Hal ini dapat menjelaskan mengapa kita merasa tidak enak badan ketika jet lag atau bekerja dengan shift yang tidak tentu,” kata peneliti lainnya, Dr. Simon Archer.

Beberapa  risiko gangguan kesehatan yang bisa menjadi ancaman, khususnya bagi mereka pekerja shift malam dan bagaimana mengurangi efeknya adalah sebagai berikut:

1. Waktu tidur kacau

Sekitar 10 persen dari orang yang menjalankan kerja shift mengalami masalah tidur, termasuk insomnia,
menjadi sangat mengantuk dan mengalami kesulitan untuk tetap terjaga di tempat kerja.

"Pekerja shift dapat didefinisikan dalam kelompok yang kekurangan waktu tidur," kata Dr Charles Samuels, direktur medis dari Centre for Sleep and Human Performance, Calgary.

Samuels menambahkan, pekerja shift umumnya akan lebih sulit tidur pada siang hari karena mengalami pertentangan dengan jam alamiah tubuh.

Cara mengatasinya:
Menurut Samuel, tidur adalah prioritas utama. Hilangnya waktu tidur saat bekerja shift malam harus diganti dengan waktu tidur pada siang hari—tidak peduli apakah dengan begitu akan mengurangi waktu Anda bersama keluarga. Buat ruang tidur yang tenang dan gelap dan menghindari olahraga, kafein, alkohol.

"Orang-orang berpikir mereka dapat menjalani hidup normal bila mereka melakukan kerja shiftmalam , tetapi sesungguhnya mereka tidak akan bisa," kata Samuels.

2. Berat Badan Bertambah

"Ketika Anda bekerja dalam shift, selera Anda untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi cenderung meningkat," kata Dr Samuels.
Kondisi ini sesuai dengan banyak penelitian yang menghubungkan kurangnya waktu tidur dengan kenaikan berat badan.
Berat badan yang berlebih dapat memicu masalah kesehatan, seperti peningkatan risiko untuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Cara mengatasinya:
Bawalah makanan sendiri dari rumah dan menghindari jajan di pinggir jalan. Dr Samuels mengatakan, menggabungkan kafein dengan karbohidrat (seperti muffin dan kopi) dapat berdampak buruk karena dapat merangsang lonjakan insulin dan menyebabkan penambahan berat badan.

3. Lebih Beresiko  terluka

Menurut penelitian risiko kecelakaan kerja bagi mereka yang bekerja shift malam hampir 50 persen lebih tinggi ketimbang pekerja normal.

Cara mengatasinya:
Mintalah bantuan ketika Anda mengangkat atau melakukan sesuatu yang berisiko saat bekerja pada malam hari. Ingat, ketika Anda merasa sangat lelah saat bekerja shift, sebaiknya sempatkan beristirahat sejenak.

4. Mengalami masalah kehamilan

Sebuah studi dari Denmark menemukan, mereka yang bekerja malam hari memiliki resiko keguguran 85 persen lebih tinggi daripada pekerja normal. Bahkan, sebuah riset tahun 2010 di Italia memperlihatkan hubungan antara bekerja shift dan risiko kelahiran dini dan berat bayi lahir rendah.

Cara mengatasinya:
Jika Anda sedang hamil, perhatikan kecukupan waktu tidur dan berat badan Anda. Minta bantuan tenaga ahli jika Anda kurang mendapatkan waktu tidur atau mengalami kesulitan tidur.

5.Lebih beresiko terkena kanker
Menurut data yang dikumpulkan dari US Nurses Health Study, di mana melibatkan 240.000 perawat dan diamati selama 30 tahun, menunjukkan, perempuan yang bekerja shift malam selama beberapa tahun memiliki risiko lebih tinggi mengidap kanker payudara, usus besar, dan endometrium. Para peneliti berpikir hal itu terkait dengan tingkat melatonin.

Cara mengatasinya:
Jika Anda bekerja malam selama beberapa tahun, bicara dengan dokter tentang kemungkinan untuk mengonsumsi suplemen melatonin. Suplemen ini cenderung aman, tetapi cukup kompleks dan Anda membutuhkan bimbingan seorang pakar untuk menggunakannya.

karena ini merupakan suatu dilema buat pekerja,maka kita harus sebisa mungkin meminimalisi bahaya-bahaya yang mengancam kesehatan kita akibat lebih memilih lembur dengan memahami dampaknya.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Masalah Kesehatan Akibat Lembur Dan Cara Mengurangi Resikonya Rating: 5 Reviewed By: Unknown