Ilustrasi Penyelamatan Kaal Tenggelam di Malaysia, Photo: Istimewa |
Hasil investagi sementara kapal kayu berukuran 3 x 5 meter itu tenggelam pada tanggal 3 September 2015 di perairan lepas pantai barat Malaysia dekat Sauh Cape, kota pesisir Sabak Bernam di Negara Bagian Selangor.
Juru bicara Badan Kelautan Malaysia Mohamad Zuhri hari ini mengatakan 66 warga negara Indonesia hilang setelah kapal mereka tumpangi tenggelam di Selat Malaka, sebelah barat pesisir Malaysia.
"Kapal kayu membawa 97 warga Indonesia tenggelam di perairan Port Klang dekat Banting," kata dia seperti dilansir AFP, Rabu (18/6). Dia menyebutkan 31 orang berhasil diselamatkan.
"Mereka berusaha masuk ke Malaysia secara ilegal dengan menyeberangi Selat Malaka," kata Zuhri menambahi.
Pihak berwenang akan memeriksa para korban untuk mengkonfirmasi kewarganegaraan mereka. Tapi sudah diketahui bahwa semua penumpang adalah BMI yang akan pulang dari Malaysia menuju Tanjung Balai Karimun. Jenazah akan dibawa ke rumah sakit umum Teluk Intan di Negara Bagian Perak. Tenggelamnya kapal tersebut digambarkan oleh pejabat Malaysia itu sebagai tragedi perahu yang terburuk sepanjang tahun ini.
Mayoritas dari penumpang adalah BMI perempuan yang pulang setelah bekerja secara ilegal di perkebunan dan industri lain di Malaysia. Bencana akibat penyeludupan manusia ini terus saja terjadi dan menempuh perjalanan berbahaya dengan menyeberangi Selat Malaka.
Peristiwa tenggelamnya perahu yang menyelundupkan manusia ini bukan hanya sekali ini saja terjadi. Korban dari penyeludupan manusia di selat Malaka ini ditengarai sudah merenggut ratusan yang tewas dan hilang.
0 komentar:
Post a Comment