Aksi SBMI di Kedutaan Arab Saudi, Foto: Kipli, SBMI |
Lantas seperti apa rakyat tertindas menanggapinya?
Penindasan yang dilakukan kapitalis cukup terorganisir dan sangat kuat untuk di lawan. Mereka kuat karena mempunyai perusahaan, menguasai perdagangan, pabrik-pabrik dan lain-lain.
Kaum kapitalis/majikan yang membayar kaum buruh dengan upah murah kemudian menyuruh para buruh untuk bekerja keras, sesudah itu melepas (PHK) buruh sesuka hatinya. Pendek kata kaum majikan berhasil mencapai maksudnya, yaitu terus menambah kekayaannya. Hal ini disebabkan karena sudah menjadi kodrat bahwa kaum kapitalis selamanya hanya mencari keuntungan.
Sebaliknya kaum buruh tidak suka dikalahkan seperti itu dan mereka berusaha melawan kaum kapitalis agar bisa hidup selamat. Kaum buruh tidak minta kekayaan, tetapi hanya ingin hidup selamat dan tercukupi kebutuhannya. Mereka tidak ingin bekerja terlalu berat, di lepas oleh sesuka majikan. Untuk bisa mendapatkan gaji yang cukup maka mereka menolak bekerja terlalu berat, dan menolak dilepas begitu saja oleh kaum majikan.
Dengan demikian usaha kaum kapitalis berlawanan dengan usaha kaum buruh. Dimana ada hal yang berlawanan atau perbedaan usaha, maka yang kuat dan berkuasalah yang mendapat keuntungan. Oleh karena itu kaum buruh harus merumuskan kekuatan dan kekuasaan untuk melawan kaum kapitalis. Namun kalau kaum buruh seorang diri akan melawan kaum kapitalis tanpa menjual tenaganya tentu ia akan kalah. Begitu juga kalau buruh seorang diri mau melawan tanpa menjual tenaganya tentu ia akan kelelahan sebab kaum majikan masih dapat terus menumpuk kekayaan dengan cara menyuruh kaum buruh lainnya untuk bekerja.
Supaya hal semacam ini dapat dihambat maka kaum buruh mencari kekuatan dan kekuasaan. Secara bersama-sama, yaitu dengan jalan bergabung ke dalam satu serikat buruh. Jadi serikat buruh itu berusaha membangun kekuatan dan kekuasaan secara rukun supaya kaum buruh yang tergabung di dalamnya bisa melawan atau menyamai kekuatan dan kekuasaan kaum kapitalis. Jika kaum buruh dalam serikat buruh itu bisa mengalahkan kapitalis, maka kaum buruh bisa hidup selamat. Itulah maksud sebenarnya dari keberadaan serikat buruh, meskipun jalan dan usaha untuk mencapai maksud itu berlainan, ada yang salah jalan, ada yang baru mendapat jalan, dan ada yang sudah mendapat jalan yang benar.
Serikat buruh dan Perspektif Klasnya
Apakah yang menjadi sebab konflik antar kelas? Apakah tak terelakkan dalam sejarah? Para ahli sejarah dan sosiolog borjuis menganggap bahwa terjadinya perjuangan kelas disebabkan oleh adanya “kesalahpahaman,” “tersumbatnya jalur komunikasi antar kelas-kelas dalam masyarakat, disebabkan oleh kebijakan-kebijakan penguasa yang salah dan adanya hasutan oleh elemen-elemen jahat di masyarakat”, dan sebagainya. Untuk itu mereka menyarankan perlunya ditegakkan nilai-nilai sosial dan moral yang mampu menyatukan kelas-kelas yang saling bertentangan.
Akan tetapi upaya-upaya tersebut tidak lebih dari upaya yang salah dan idealis dalam melihat permasalahan. Dalam realitasnya, tak mungkin tercipta kesatuan sosial, kesatuan politik dan kesatuan moral yang stabil dalam masyarakat yang sudah terpecah-pecah ke dalam kelas-kelas yang bertentangan, yang merupakan akibat dari kondisi keberadaan ekonomi mereka.
Perjuangan kelas itu muncul karena posisi sosial yang berhadap-hadapan secara diametral/berlawanan, dan karena kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan antar kelas-kelas yang berbeda. Apakah yang disebut dengan kepentingan kelas itu? Apa yang menjadi latar-belakangnya? Kadang-kadang disebutkan bahwa kepentingan kelas itu ditentukan oleh kesadaran para anggota kelas yang bersangkutan. Hal ini tidak lah benar.
Kelas buruh di setiap negara kapitalis bisa saja tidak menyadari kepentingan-kepentingan fundamentalnya sehingga mereka membatasi perjuangan mereka hanya untuk mendapatkan reformasi-reformasi terbatas yang tidak langsung menohok posisi dan kepentingan kelas kapitalis yang paling mendasar –sebagai contoh, kelas buruh hanya menuntut kenaikan upah, pengurangan jam kerja, dan sebagainya. Namun tidak adanya kesadaran tersebut tidak berarti tidak adanya kepentingan kelas yang mendasar.
Kepentingan kelas tidak ditentukan oleh kesadaran kelas tetapi ditentukan oleh posisi dan peranannya dalam sistem produksi sosial. Kepentingan kelas proletariat yang paling mendasar adalah menghapuskan pemilikan pribadi terhadap alat-alat produksi; hal ini disebabkan karena proletariat sendiri merupakan kelas yang tak bermilik, dan pemilikan pribadi terhadap alat-alat produksi itu sendiri merupakan penghisapan dan penindasan.
Akan tetapi, walaupun bersifat signifikan/penting, perjuangan ekonomi saja tidak cukup untuk melenyapkan penghisapan dan penindasan kapitalis, karena perjuangan ekonomi tidak mengusik pemilikan kaum kapitalis terhadap alat-alat produksi dan tidak melenyapkan kekuasaan politik mereka.
Perjuangan ekonomi hanya bisa mendapatkan konsesi-konsesi kecil dari kelas borjuis. Dengan demikian, jika kita terlalu memuja-muja perjuangan ekonomi dan membatasi perjuangan kelas proletariat hanya untuk mendapatkan reformasi dalam batas-batas sistem kapitalis, maka hal itu akan merugikan kepentingan kelas buruh. Hal itu hanya akan menghalang-halangi perjuangan proletariat dalam meraih kesadaran revolusioner. Untuk mencapai hal itu, maka proletariat harus melancarkan perjuangan politik.
Perjuangan politik merupakan bentuk perjuangan kelas proletariat yang tertinggi dalam melawan borjuasi. Tujuan akhir dari perjuangan ini adalah perebutan kekuasaan oleh kaum proletariat, yang akan membuka jalan bagi pembebasan sosial melalui penghapusan sistem penghisapan kapitalis. Berbeda dengan perjuangan ekonomi yang tak lebih hanya untuk memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi sehari-hari, maka perjuangan politik dilancarkan untuk memperjuangkan kepentingan kelas proletariat yang paling mendasar. Kesemuanya itu hanya bisa dipenuhi dengan transformasi politik radikal.
‘’Jika perjuangan ekonomi dipisahkan dari perjuangan politik, kelas buruh hanya akan meraih kesadaran serikat buruh-isme, mereka hanya berhasil memenuhi reformasi-reformasi di dalam sistem kekuasaan dan penghisapan kapitalis; sementara itu dalam perjuangan politik yang dipimpin oleh partai Marxis, kelas buruh dapat meraih kesadaran kelas dan kesadaran sosialis proletariat, yang dapat memahami kepentingan kelas yang fundamental, yang dapat mencapai misi/tugas historis dan tujuan revolusioner’’ Lenin
Penulis: Abdie Molly’s (ketua DPW SBMI Sul-teng)
Referensi:
1. Kelas-kelas dan perjuangan kelas (Doug Lorimer)
2. Buku penuntun kaum buruh (semaun), di terbitkan oleh Bintang Nusantaraa dalam konfliknya melawan kekuasaan modal kaum buruh mudah menyerah
0 komentar:
Post a Comment